KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini salahsatunyasebagaipemenuhantugasmatakuliahPendidikanSeumurHidup.
Makalah ini membahas mengenai penyesuaian kegiatan belajar
mengajar di sekolah dengan pendidikan seumur hidup. Dalam penyusunan makalah
ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehkarenaitu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
Semarang,
20 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................................1
DAFTARISI.........................................................................................................................................2
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
1.1
Latar
Belakang...................................................................................................................3
1.2
Rumusan
Masalah..............................................................................................................3
1.3
Tujuan................................................................................................................................3
BAB
II
PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
2.1 Peranan Doamin Psikologis dalam
Belajar...........................................................................5
2.2 Pemanfaatan Sumber-Sumber
Belajar.................................................................................9
BAB
III
PENUTUP............................................................................................................................10
3.1
Kesimpulan.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Dewasaini, persepsimengenaipendidikhanyaterbataspada
“guru” yang mengajardi sekolah-sekolah.
Hal inimempersempitdefinisidari kata pendidikitusendiri.Selainitu, tugas guru masih terpacu pada tugas
dan peran tradisional yang lebih
mengarah pada penyalur pengetahuan. Diperlukan sebuah perubahan konsep
mengenai peran guru yang lebih tepat lagi sesuai keadaan kini yaitu menjadi
pembimbing yang bertindak sebagai fasilitator dalam perkembangan setiap
siswa. Guru bukan sekedar orang yang
menyampaikan bakat seseorang yang telah diseleksi terlebih dahulu yang isinya
disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Individualisasi pendidikan merupakan hasil kombinasi
antara bimbingan yang menonjol dan teknologi pendidikan yang baik. Dalam dasar
prosedur penilaian yang teliti, perlu didesain suatu progarm pendidikan
individual abgi setiap siswa. Kemampuan sistem untuk memberikan kesempatan
kepada setiap siswa yang mengikuti progarm individualisasiakan dapat
ditingkatkan menggunakan teknologi pendidikan. Sedangkan bimbingan tidak lepas
dari peran pendidik dan pendidik berperan melalui reaksinya dalam mengadakan
kegiatan belajar mengajar.
Demi tumbuhnya motivasi pada siswa agar selalu
merasa butuh belajar, maka perlu adanya penyesuaian kegiatan belajar mengajar
di sekolah dengan pendidikan seumur hidup.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
tugas guru sebenarnya dipandang dalam berbagai domain ?
2.
Apa
pengertian guru atau pendidik dalam pendidikan seumur hidup ?
3.
Apakah
tujuan pendidikan seumur hidup berdasar pengkhususan domain psikhologis dan aspek
khas pendidikan seumur hidup ?
4.
Bagaimana
reaksi pemanfaatan sumber-sumber belajar ?
1.3
TUJUAN
1.
Menjelaskan
tugas guru khususnya dalam berbagai domain ( domain sikap, domain motivasi,
domain kognitif ).
2.
Menjelaskan
pengertian pendidik dalam pendidikan seumur hidup.
3.
Menjelaskan
tujuan pendidikan seumur hidup yang kemudian dikhususkan berdasar daerah
aktifitas kelasnya( doamin psikhologis dan aspek khas PSH ).
4.
Menjelaskan
dan menggambarkan pemanfaatan sumber-sumber belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam domain sikap, guru hendaknya membantu
muridnya untuk mengambil sikap yang kreatif dalam menghadapi situasi baru, agar
dapat mengatasinya dengan efektif dan memperoleh pengalaman memuaskan dalam
menghadapi persoalan. Dalam domain motivasi, tugas utama guru yaitu dapat
menguasai hal-hal baru dan memperoleh keuntungan darinya dan bukan
menghindarinya. Hendaknya seorang guru menjadi pelajar seumur hidup, tidak
pernah berhenti belajar dan selalu ingin belajar, sehingga tindakannya dapat
menjadi teladan bagi murid-muridnya. Di dalam domain kognitif, tugas guru
adalah memperlengkapi murid-murid dengan keterampilan untuk memperoleh
keterampilan sewaktu-waktu mereka memerlukannya, yang dicapai dengan cara
mengembang perasaan mengenai struktur dan metode ilmu pengetahuan, melalui pembinaan
dan pemahaman sumber-sumber informasi yang dapat digunakan.
Tugas fundamental guru adalah meningkatkan kemampuan
murid untuk menemukan pengetahuan, menghubungkan apa yang telah dipelajari
dengan pengetahuan yang dimilikinya dan dengan kebutuhan di masa mendatang,
serta menganalisa dan menilai kegiatan belajar yang dilakukannya.
Dalam rangka pendidikan seumur
hidup, guru dan murid terikat pada program belajar seumur hidup, sehingga dalam
kenyataan mereka merupakan “colearners”. Peranan tradisional guru sebagai
penyalur pengetahuan dan pembawa kebijaksanaan tradisionalk akan berubah,
mereka lebih berperan sebagai pembimbing atau pemimpin yang bertindak sebagai
fasilitator dalam perkembangan siswa. Maka, hendaknya guru berfungsi sebagai
“Ahli Metode Belajar”, sebagai “Koordinator Belajar”, sebagai “Dirigen dalam
belajar”. Hendaknya guru membantu tiap murid mendiagnosis kebutuhan belajar
masing-masing, menetapkan sumber belajar yang memadai dan menetukan tujuan yang
ingin dicapai, belajar menurut tempo dan irama masing-masing. Guru hendaknya
menjadi penasihat dan sumber belajar, bukan otoritas yang mengambil jarak
dengan muridnya dan menganggap dirinya tak dapat salah. Hal ini
mengimplikasikan suatu pendidikan perseorangan pada tingkat tinggi.
Individualisasi pendidikan merupakan
hasil kombinasi antara bimbingan yang menonjol dan teknologi pendidikan yang
baik. Dalam rangka pendidikan seumur hidup, perlu didesain suatu program
pendidikan individual bagi setiap siswa. Kemampuan sistem untuk memberikan pada
siswa yang mengikuti program individualisasi ini akan dapat ditingkatkan dengan
teknologi pendidikan.
Selain perubahan peranan dan
ketrampilan guru, implikasi pendidikan seumur hidup lainnya ialah ide perluasan
tentang siapa saja yang disebut dengan “Guru”. Terdapat dua kelompok yang
sering tidak dikenal sebagai guru yaitu pendidik profesional dan life
educators. Kedua kelompok ini, mempunyai potensi untuk menyampaikan kepada
murid-murid “suasana” kehidupan di luar sekolah. Faktor-faktor ini menjadikan mereka
sebagai potensi yang penting untuk dapat diminta menjadi pelatih khusus
dibidangnya, sebagai orang-orang yang bukan guru. Akibatnya, perlu adanya
konsep baru tentang apa yang disebut “guru” atau “pendidik”, karena guru selalu
diasosiasikan
dengan sekolah formal.
Dalam rangka pendidikan seumur
hidup, pendidik adalah orang-orang yang berkemampuan
khusus dalam bidang teknik, kerja tangan, atau
1.
Kemampuan
menempatkan informasi
2.
Ketrampilan
kognitif yang tinggi
3.
Kemampuan
menggunakan strategi dalam memecahkan masalah
Ketiga
poin ini merupakan kondisi yang termasuk dalam ketrampilan kognitif.
4.
Kemampuan
untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai
5.
Mengevaluasi
hasil belajar sendiri
6.
Adanya
motivasi belajar
7.
Adanya
pemahaman diri sendiri
Keempat
poin ini berhubungan dengan sikap, motivasi, nilai-nilai dan emosi.
Perumusan
tujuan pendidikan seumur hidup dikhususkan dengan menetapkan daerah aktivitas
kelas, yang meliputi :
1)
Metode
dan alat belajar
2)
Aktivitas
guru
3)
Aktivitas
murid
4)
Evaluasi
PERANAN DOMAIN PSIKOLOGIS DALAM BELAJAR
Tiga fungsi psikologis
yaitu fungsi kognitif, sistem motivasi, dan variabel sosial aktif. Domain
selanjutnya adalah konsep tentang pendidikan seumur hidup (integrasi horizontal
dan vertikal).
Tujuan
kelas dalam bidang Metode dan Bahan Belajar Mengajarkan
Domain Psikhologis
|
Ciri-Ciri
pendididkan seumur Hidup
|
|
Integrasi
Horizontal
|
Integrasi
Vertikal
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
Kognisi
|
·
Pengetahuan
diajarkan sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
·
Semua
pengetahuan saling berkaitan.
·
Pengetahuan
dapat diperoleh di luar sekolah.
·
Contoh-contoh
hendaknya diambil dari kehidupan.
·
Proyek
dan latihan hendaknya didasarkan pada kehidupan sebenarnya.
|
·
Ditekankan
pada kesatuan belajar selama hidup.
·
Informasi
diberikan sesuai umur.
·
Pengetahuan
sekarang merupakan dasar untuk pengetahuan di masa datang.
·
Pengetahuan
sekarang dipandang sebagai hasil di masa lampau.
|
Motivasi
|
·
Belajar
dipandang sebagai tujuan yang diinginkan.
·
Diperkuat
usaha belajar sendiri.
·
Aspirasi
kehidupan dihubungkan dengan peranan sekolah.
·
Diusahakan
keinginan menggunakan teknik-teknik yang diperoleh.
·
Harapan
akan sukses meningkatkan motivasi.
·
Harapan
akan kegunaan materi pelajaran memperkuat belajar.
|
·
Diperkuat
keinginan belajar lebih lanjut.
·
Penghargaan
akan keberhasilan di massa datang mendorong motivasi belajar selanjutnya.
·
Prospek
perubahan meningkatkan motivasi.
·
Alat
yang dihasilkan lampau digunakan untuk memotivasi belajar baru.
·
Metode
dan bahan belajar memotivasi belajar lebih lanjut.
|
Afek
|
·
Pengetahuan
merupakan alat untuk mengatasi persoalan hidup.
·
Pengetahuan
merupakan alat untuk memecahkan problem kehidupan.
·
Diri
sendiri hendaknya dipandang sebagai bagian belajar.
·
Sekolah
hendaknya dipandang sebagai salah satu sumber informasi.
·
Ditentukan
kesadaran diri sebagai pelajar seumur hidup.
|
·
Murid
memutuskan sendiri kegiatan belajar selanjutnya.
·
Belajar
merupakan persiapan menuju masa datang.
·
Belajar
merupakan alat yang digunakan terus menerus.
·
Perubahan
hendaknya dipandang sebagai suatu yang menarik dan menantang.
·
Diperkaut
keyakinan diri dapat menghadapi masa depan dengan baik.
|
Tujuan
kelas dalam bidang Aktivitas Siswa
Domain
Psikologis
|
||
Integrasi
horisontal
|
Integrasi
Vertikal
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
Kognisi
|
·
Siswa
menerapkan pengetahuan dari disiplin ilmu yang satu ke yang lain.
·
Siswa
menerapkan metode disiplin ilmu
·
Siswa
kenal akan taktik suatu disiplin ilmundan mengetahui dasar umumnya
·
Siswa
menerapkan keterampilan yang di peroleh di sekolah untuk masalah – masalah
luar sekolah
·
Siswa
memperkenalkan contoh dan bahan – bahan dari luar sekolah
·
Siswa
kenal akan berbagai sumber belajar.
|
·
Siswa
menggunakan belajar sebelumnya sebagai basis belajar yang sekarang
·
Siswa
mengetahui belajar sekarang sebagai basis belajar di masa datang
·
Siswa
menganalisasi hubungan belajar yang lalu dengan problem yang dihafapi
sekarang.
·
Siswa
bertindak sebagai sumber informasi bagi anak lebih muda dan mencari informasi
dari kata lainnya
·
Siswa
merencanakan belajar untuk masa datang
|
Motivasi
|
·
Siswa
berusaha untuk selalu belajar hal – hal baru.
·
Pengalaman
siswa dalam memberikan kepuasan dan kesenangan.
·
Siswa
memperlihatkan keinginan untuk tetap menetapkan pengetahuannya dalam
kehidupan luar sekolah.
·
Siswa
mencari masalah secara inovatif dan menggunakan berbagai disiplin ilmu.
·
Siswa
memperlihatkan kemauan untuk berperan sebagai pemimpin sebagai “tutor” bagi
teman – temannya dan cologennya.
|
·
Siswa
berusaha belajar bila dihadapkan pada problim baru yang tidak dapat
dipecahkan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.
·
Siswa
merasa puas bila masalah lama dapat dipecahkan dengan belajar yang sekarang.
·
Siswa
berusaha secara aktif mendapatkan kesempatan belajar terus.
|
Afek
|
·
Siswa
memperlakukan belajar sebagai alat untuk memecahkan masalah
·
Siswa
memandang sekolah sebagai bagian dari jaringan belajar
·
Siswa
memandangi dirinya sebagian dari jaringan belajar
·
Siswa
memandang pengetahuan sebagai suatu kesatuan
·
Siswa
memandand dirinya sebagai pemimpin, sebagai inovator dan juga sebagai
pengikut.
|
·
Siswa
menunjukkan pengertian bahwa belajar merupakan alat untuk perkembangan diri
dimasa datang.
·
Siswa
mengetahui kurang memadainya pengetahuannya sekarang untuk memecahkan problim
– problim yang dihadapinya dimasa datang.
·
Siswa
mengetahui bahwa ia mampu untuk menghadapi peranan sosial yang berubah.
·
Siswa
merencanakan belajar untuk masa yang akan datang.
|
Tujuan
kelas dalam bidang Evaluasi
Domain
psikologis
|
Ciri –
ciri pendidikan seumur hidup
|
|
Integrasi
horisontal
|
Integrasi
vertikal
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
Kognisi
|
·
Kridit
positif diberikan terhadap pengenalan hubungan antar pengetahuan
·
Evaluasi
terutama ditekankan pada aplikasi pengetahuan untuk memecahkan problem
·
Fungsi
evaluasi memberikan informasi atau balikan mengenai kekurangan efisiensi
pengetahuan, dan bukan untuk menyaring siswa
·
Kridit
diberikan kepada kehiatan – kegiatan luar sekolah
|
·
Evaluasi
mendiagnosis ketidak efisien hasil kerja masa lalu dan mencakup tindakan
remidi
·
Evaluasi
menunjukkan memadainya belajar sekarang sabagai basis belajar dimasa datang
·
Evaluasi
menyiapkan untuk loncatan terhadap belajar yang baru, penilaian kembali, dan
sebagainya, dan bukan merupakan tujuan evaluasi mandiri
·
Evaluasi
merupakan basis untuk perencanaan belajar yang akan datang.
|
Motivasi
|
·
Evaluasi
menghargai penerapan keterampilan sekolah di dalam kehidupan
·
Evaluasi
menghargai penerapanketrampilan luar sekolah didalam sekolah
·
Prosedur
evaluasi digunakan untuk memperkuat penilaian diri sendiri
·
Evaluasi
digunakan untuk memotivasi belajar yang baru
·
Evaluasi
membantu memperkuat aspirasi yang realistis.
|
·
Evaluasi
mendorong keingina untuk belajar dimasa datang
·
Evaluasi
membentuk pengharapan yang masuk akal terhadap masa yang akan datang
·
Evaluasi
menciptakan harapan sukses dimasa datang
·
Evaluasi
membawa kearah pencapaian tujuan.
|
Afek
|
·
Evaluasi
menitik beratkan pada kejelasan pengertian mengenai diri sendiri dan
kemampuan sendiri
·
Evaluasi
akan memperkuat citra kemampuan diri di dalam berbagai bidang
·
Evaluasi
memberikan bimbingan mengenai hubungan antara siswa dengan kehidupan
·
Evaluasi
dapat mengintegrasikan informasi dari luar sekolah
·
Evaluasi
mengintegrasikan orang – orang di lusr sekolah.
|
·
Evaluasi
memberikan gambaran yang reasonable bagaimana perkembangan diri sendiri di
masa datang
·
Evaluasi
memberikan keyakinan pada diri siswa mengenai kemampuannya untuk mengatasi persoalan
dimasa datang
·
Evaluasi
membentuk citra diri sebagai pribadi yang mampu belajar terus.
|
PEMANFAATAN
SUMBER – SUMBER BELAJAR
Salah satu ciri pendidikan seumur hidup adalah
menekankan pada integrasi horisontal. Dalam pendidikan seumur hidup sekolah
perlu menanamkan motivasi pada siswa agar selalu merasa butuh untuk belajar lebih lanjut.
Keterbatasan memperoleh pengetahuan di luar sekolah terletak pada kurangnya
motivasi pada anak. Latar belakang pendidikan seumur hidup, anak – anak hendaknya mempunyai
kemampuan yang memadai, kenal berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Sekolah hendaknya mendidik siswa dengan berbagai
setting belajar, mengajarkan keterampilan dasar belajar dengan baik,
mengajarkan keterampilan dasar intelektual. Dalam rangka ini, seharusnya
sekolah membiasakan anak menggunakan
berbagai sumber belajar, di dalam maupun di luar sekolah. Sumber belajar adalah
segala sumber yang dapat digunakan siswa baik sendiri maupun bersama , biasanya
dalam suatu cara yang informal akan membantu belajar.
Dua macam sumber belajar yaitu
1.
Sumber
belajar yang memang dikembangkan dan disiapkan untuk membantu belajar, yang
merupakan komponen sistem instruksional, yang disebut”rescurees by design”
2.
Sumber
belajar yang tidak direncanakan secara khusus untuk pelajaran tapi dapat
digunakan untuk belajar, yang disebut “rescurees by utilization”.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pengertian pendidik atau guru dalam pendidikan
seumur hidup tidak sebatas guru yang mengajar di persekolahan formal, tetapi
mereka adalah orang – orang yang berkemampuan khusus baik dalam keterampilan
kognitif maupun sosioafektif. Tujuan pendidikan seumur hidup dikhususkan dengan
menetapkan daerah aktivitas kelas yang meliputi metode dan alat belajar,
aktivitas guru, aktivitas murid, evaluasi dengan mengkhususkan domain
psikologis dan aspek khas pendidikan seumur hidup. Kegiatan belajar mengajar di
sekolah perlu disesuaikan dengan pendidikan seumur hidup yaitu melalui konsep
penanaman motivasi belajar, pendidikan siswa dengan berbagai setting belajar, pengajaran
pada siswa agar trampil dalam menyesuaikan alat belajar denagn struktur
pengetahuan, pendidikan ketrampilan kognitif maupun afektif. Dalam rangka
penyesuaian terhadap pendidikan seumur hidup, anak perlu dibiasakan untuk
menggunakan berbagai sumber belajar, sehingga mereka mampu memanfaatkan sumber
belajar yang banyak dijumpai dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhalim,Khomsun. 2011.Pendidikan Seumur Hidup.
Semarang:Unnes Press.
0 komentar:
Posting Komentar