Kamis, 26 Desember 2013




“BAYANGAN”




Kelompok 2 :

Nadia Saputri                (1201413050)
Ruli Nurmala                 (1201413055)
Arief Hutomo Aji           (1201413068)
Putri Faidah                   (1201413073)
Daniar Putri Safira          (1201413085)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013




KATA PENGANTAR
Puji rasa syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kenikmatan kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini.
Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini.
Akhirnya kepada Illahi kita berharap dan berdo’a, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Semarang, 22 Oktober 2013
Penulis





DAFTAR ISI









1.1  Latar Belakang
Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu dapat dicari beberapa kaidah hukum psikologi yang mendasarinya hukum-hukum tersebut, sehingga dengan demikian akan dapat memahami anak didiknya dengan lebih baik.
Bayangan atau tanggapan merupakan contoh dari aktivitas manusia. Kegiatan ini saling berhubungan satu sama lain. Pengamatan yaitu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsang. Tanggapan yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus degan benda-benda yang ada. Dan dikarenakan tanggapan adalah salah satu dalam kajian ilmu psikologi sekaligus ada kitannya dengan kehidupan manusia, sehingga kami pun mengkaji masalah ini yaitu bayangan atau tanggapan.


1.2  Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bayangan ?
2. Apa yang dimaksud dengan halusinasi ?
3. Bagaimana hubungan antara bayangan dan halusinasi ?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian bayangan dalam istilah psikologi.
2. Menjelaskan pengertian halusinasi dalam istilah psikologi.
3. Menjelaskan hubungan antara bayangan dan halusinasi.



Istilah bayangan sering disebut pula istilah tanggapan. Manusia mempunyai kemampuan lain disamping kemampuan mengadakan persepsi yaitu kemampuan membayangkan atau menanggap kembali hal-hal yang telah diamatinya. Kemampuan ini sekaligus menunjukkan bahwa gambaran yang terjadi saat persepsi tidak hilang begitu saja, tapi dapat disimpan dalam jiwa individu. Dengan demikian, proses membayangkan merupakan representasi yaitu membayangkan kembali atau menimbulkan kembali gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu persepsi.
Anatar persepsi dengan tanggapan terdapat perbedaan yaitu
  1. Pada persepsi dibutuhkan objek dan ini menimbulkan gambaran persepsi. Gambaran yang terjadi pada persepsi ini akan lebih jelas, lebih terang daripada gambaran tanggapan disebabkan karena dalam tanggapan tidak dibutuhkan adanya objek lagi sehingga pada umumnya gambarnya kurang jelas.
  2. Persepsi terikat akan adanya objek maka persepsi terikat pada waktu dan tempat. Tapi lain halnya dengan tanggapan, orang dapat terlepas dari waktu dan tempat, ini berarti bahwa manusia dapat menanggap atau membayangkan setiap waktu dan tempat. Tanpa adanya objek orang dapat menanggap atau membayangkan apa yang dibayangkannya.
  3. Persepsi berlangsung selama stimulus bekerja dan selama perhatian tertuju padanya, sedangkan tanggapan berlangsung selama perhatian tertuju pada bayangan itu.

Bayangan eidetic
Pada tanggapan gambaran pada umumnya tidaak seterang atau sejelas persepsi. Tapi ini tidak berarti bahwa tidak ada kemungkinan bayangan dapat sejelas persepsi. Bayangan yang terang atau jelas seperti pada persepsi disebut bayangan eidetic. Bayangan eidetic ini dikemukakan urbantschnitsh yang kemudian diteliti oleh Erich dan Walter Jaenesch dalam ajaran karakterologi. Bayangan eidetic merupakan bayangan yang sangat terang, sangat jelas, seperti menghadapi objeknya sendiri. Bayangan eidetic ini banyak terdapat pada kalangan anak-anak, tapi inipun tidak berarti bahwa pada orang dewasa tidak mempunyai bayangan semacam ini.
Bayangan yang jelas selain bayangan eidetic ada pula bayangan pengiring (after image). Namun keduanya memiliki perbedaan. Bayangan pengiring pada umumnya hanya berjalan sebentar saja, yaitu bayangan yang segera timbul mengiringi proses persepsi setelah persepsi itu berakhir.
Menurut Erich dan Walter Jaenesch bayangan eidetic dibedakan menjadi dua macam :

  1. Tipe T (Tetanoide)
Bayangan lebih menyerupai bayangan pengiring. Sesudah melihat sesuatu benda, seakan-akan benda itu masih terlihat di hadapannya. Biasanya gambar ini menampak dengan warna yang komplementer.
  1. Tipe B (Basedoide)
Bayangan dapat timbul dengan sendirinya, dapat pula dengan sengaja. Pada umumnya sifatnya hidup, bergerak, dengan warna asli.

            Halusinasi dan Bayangan Eidetic
Pada halusinasi, orang merasa bahwa ia seakan-akan menerima sesuatu stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut tidak ada. Pada halusinasi tersebut terjadi bayangan yang jelas seperti pada persepsi. Namun pada bayangan eidetic bayangan terjadi sebagai hasil dari persepsi. Orang yang menderita halusinasi tidak meyaddari bahwa itu hanya bayangan saja.
             
            Asosiasi dan Reproduksi
Individu dapat mempersepsi sesuatu yang ada di sekitarnya, dan hasil dari persepsi tersimpan dalam jiwanya. Bilamana diperlukan dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Bagaimana caranya menimbulkan kembali dapat terjadi :
1.      Menurut kemauan individu, yaitu jika tanggapan atau bayangan-bayangan itu ditimbulkan dengan sengaja.
2.      tidak menurut kemauan individu, yaitu jika bayangan itu dengan sendirinya mendesak dan muncul dalam alam kesadaran.


Asosiasi bayangan terjadi jika bayangan satu berhubungan dengan bayangan yang lain. Jika orang ingat akan suatu benda maka akan teringatlah pada benda lain yang ada hubungannya dengan hubungan tersebut. Kekuatan ini mengadakan asosiasi. Pada umumnya asosiasi bayangan saling mereproduksi atau saling menimbulkan kembali. Dalam hal asosiasi ada beberapa hokum yang berlaku pula bagi reproduksi, sehingga hukum itu dikenal sebagai hukum asosiasi-reproduksi. Ada empat macam hukum asosiasi-reproduksi, yaitu :
1.      Hukum sama waktu
Menurut hukum ini persepsi yang sama waktu menimbulkan bayangan yang sama waktu pula sehingga bila salah satu bayangan timbul, maka yang lainnya juga timbul dalam alam kesadaran.
2.      Hukum berturut-turut
Jika dua bayangan atau lebih berturut-turut masuk dalam alam kesadaran, maka terjadi asosiasi hingga jika salah satu timbul dalam kesadaran maka yang lainnya juga timbul.
3.      Hukum Persamaan
Bayangan yang mempunyai persamaan tertentu akan berasosiasi dan saling mereproduksi. Misalnya melihat harimau akan berasosiasi dengan kucing.
4.      Hukum Berlawanan
Bayangan yang berlawanan akan berasosiasi dan saling mereproduksi. Misalnya kaya akan berasosiasi dengan miskin, besar dengan kecil, dsb.
           








Aliran psikologi modern mengemukakan satu hukum kontiguitas yaitu jika bayangan-bayangan telah berhubungan atau bersentuhan maka terjadilah asosiasi diantara bayangan itu. Persamaan hanya dapat diketahui kalau benda itu dilihat pada waktu yang bersamaan ; persamaan dan perlawanan hanya dapat diketahui bila keduanya sama-sama dilihat.


Bayangan adalah menimbulkan kembali gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu persepsi. Bayangan dibedakan menjadi 2, bayangan eidetic yang jelas seperti persepsi, dan bayangan pengiring (after image) yang sama-sama jelas tapi hanya berjalan sebentar saja. Halusinasi adalah orang seakan-akan menerima stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus itu tidak ada. Bayangan satu dengan lainnya akan saling berhubungan atau berasosias dan saling menimbulkan atau saling mereproduksi sehingga munculah hukum asosiasi reproduksi. Persamaan dan perlawanan benda hanya dapat diketahui jika keduanya sama-sama dilihat.


DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi : Yogyakarta.
bimbim88.wordpress.com/category/tentang-psikologi
id.wikipedia.org/wiki/Represi_psikologis

0 komentar:

Posting Komentar