“BAYANGAN”

Kelompok 2 :
Nadia Saputri (1201413050)
Ruli Nurmala (1201413055)
Arief Hutomo Aji (1201413068)
Putri Faidah (1201413073)
Daniar Putri Safira (1201413085)
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
rasa syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah
memberikan kenikmatan kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah ini.
Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut membantu terselesainya
makalah ini.
Akhirnya
kepada Illahi kita berharap dan berdo’a, semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Semarang, 22 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya
psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati
maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu dapat dicari
beberapa kaidah hukum psikologi yang mendasarinya hukum-hukum tersebut,
sehingga dengan demikian akan dapat memahami anak didiknya dengan lebih baik.
Bayangan atau tanggapan
merupakan contoh dari aktivitas manusia. Kegiatan ini saling berhubungan satu
sama lain. Pengamatan yaitu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya rangsang. Tanggapan yaitu suatu bayangan yang
tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pertolongan tanggapan-tanggapan
yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus degan benda-benda yang ada. Dan
dikarenakan tanggapan adalah salah satu dalam kajian ilmu psikologi sekaligus
ada kitannya dengan kehidupan manusia, sehingga kami pun mengkaji masalah ini
yaitu bayangan atau tanggapan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bayangan ?
2. Apa yang dimaksud dengan halusinasi ?
3. Bagaimana hubungan antara bayangan dan halusinasi ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian bayangan dalam istilah psikologi.
2. Menjelaskan pengertian halusinasi dalam istilah psikologi.
3. Menjelaskan hubungan antara bayangan dan halusinasi.
Istilah bayangan
sering disebut pula istilah tanggapan. Manusia mempunyai kemampuan lain
disamping kemampuan mengadakan persepsi yaitu kemampuan membayangkan atau
menanggap kembali hal-hal yang telah diamatinya. Kemampuan ini sekaligus
menunjukkan bahwa gambaran yang terjadi saat persepsi tidak hilang begitu saja,
tapi dapat disimpan dalam jiwa individu. Dengan demikian, proses membayangkan
merupakan representasi yaitu membayangkan kembali atau menimbulkan kembali
gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu persepsi.
Anatar persepsi
dengan tanggapan terdapat perbedaan yaitu
- Pada persepsi dibutuhkan objek dan ini menimbulkan gambaran persepsi. Gambaran yang terjadi pada persepsi ini akan lebih jelas, lebih terang daripada gambaran tanggapan disebabkan karena dalam tanggapan tidak dibutuhkan adanya objek lagi sehingga pada umumnya gambarnya kurang jelas.
- Persepsi terikat akan adanya objek maka persepsi terikat pada waktu dan tempat. Tapi lain halnya dengan tanggapan, orang dapat terlepas dari waktu dan tempat, ini berarti bahwa manusia dapat menanggap atau membayangkan setiap waktu dan tempat. Tanpa adanya objek orang dapat menanggap atau membayangkan apa yang dibayangkannya.
- Persepsi berlangsung selama stimulus bekerja dan selama perhatian tertuju padanya, sedangkan tanggapan berlangsung selama perhatian tertuju pada bayangan itu.
Bayangan
eidetic
Pada tanggapan
gambaran pada umumnya tidaak seterang atau sejelas persepsi. Tapi ini tidak
berarti bahwa tidak ada kemungkinan bayangan dapat sejelas persepsi. Bayangan
yang terang atau jelas seperti pada persepsi disebut bayangan eidetic. Bayangan
eidetic ini dikemukakan urbantschnitsh yang kemudian diteliti oleh Erich dan
Walter Jaenesch dalam ajaran karakterologi. Bayangan eidetic merupakan bayangan
yang sangat terang, sangat jelas, seperti menghadapi objeknya sendiri. Bayangan
eidetic ini banyak terdapat pada kalangan anak-anak, tapi inipun tidak berarti
bahwa pada orang dewasa tidak mempunyai bayangan semacam ini.
Bayangan yang
jelas selain bayangan eidetic ada pula bayangan pengiring (after image). Namun
keduanya memiliki perbedaan. Bayangan pengiring pada umumnya hanya berjalan
sebentar saja, yaitu bayangan yang segera timbul mengiringi proses persepsi
setelah persepsi itu berakhir.
Menurut Erich
dan Walter Jaenesch bayangan eidetic dibedakan menjadi dua macam :
- Tipe T (Tetanoide)
Bayangan lebih menyerupai bayangan pengiring. Sesudah melihat sesuatu
benda, seakan-akan benda itu masih terlihat di hadapannya. Biasanya gambar ini
menampak dengan warna yang komplementer.
- Tipe B (Basedoide)
Bayangan dapat timbul dengan sendirinya, dapat pula dengan sengaja. Pada
umumnya sifatnya hidup, bergerak, dengan warna asli.
Halusinasi dan Bayangan Eidetic
Pada halusinasi, orang merasa bahwa ia seakan-akan menerima sesuatu
stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut tidak ada. Pada
halusinasi tersebut terjadi bayangan yang jelas seperti pada persepsi. Namun
pada bayangan eidetic bayangan terjadi sebagai hasil dari persepsi. Orang yang
menderita halusinasi tidak meyaddari bahwa itu hanya bayangan saja.
Asosiasi dan Reproduksi
Individu dapat mempersepsi sesuatu yang ada di sekitarnya, dan hasil dari
persepsi tersimpan dalam jiwanya. Bilamana diperlukan dapat ditimbulkan kembali
dalam alam kesadaran. Bagaimana caranya menimbulkan kembali dapat terjadi :
1.
Menurut kemauan individu, yaitu jika tanggapan atau
bayangan-bayangan itu ditimbulkan dengan sengaja.
2.
tidak menurut kemauan individu, yaitu jika bayangan itu
dengan sendirinya mendesak dan muncul dalam alam kesadaran.
Asosiasi bayangan terjadi jika bayangan satu
berhubungan dengan bayangan yang lain. Jika orang ingat akan suatu benda maka
akan teringatlah pada benda lain yang ada hubungannya dengan hubungan tersebut.
Kekuatan ini mengadakan asosiasi. Pada umumnya asosiasi bayangan saling
mereproduksi atau saling menimbulkan kembali. Dalam hal asosiasi ada beberapa
hokum yang berlaku pula bagi reproduksi, sehingga hukum itu dikenal sebagai
hukum asosiasi-reproduksi. Ada empat macam hukum asosiasi-reproduksi, yaitu :
1.
Hukum sama waktu
Menurut hukum ini persepsi yang sama waktu menimbulkan bayangan yang sama
waktu pula sehingga bila salah satu bayangan timbul, maka yang lainnya juga
timbul dalam alam kesadaran.
2.
Hukum berturut-turut
Jika dua bayangan atau lebih berturut-turut masuk dalam alam kesadaran,
maka terjadi asosiasi hingga jika salah satu timbul dalam kesadaran maka yang
lainnya juga timbul.
3.
Hukum Persamaan
Bayangan yang mempunyai persamaan tertentu akan berasosiasi dan saling
mereproduksi. Misalnya melihat harimau akan berasosiasi dengan kucing.
4.
Hukum Berlawanan
Bayangan yang berlawanan akan berasosiasi dan saling mereproduksi.
Misalnya kaya akan berasosiasi dengan miskin, besar dengan kecil, dsb.
Aliran psikologi modern mengemukakan satu hukum kontiguitas yaitu jika
bayangan-bayangan telah berhubungan atau bersentuhan maka terjadilah asosiasi
diantara bayangan itu. Persamaan hanya dapat diketahui kalau benda itu dilihat
pada waktu yang bersamaan ; persamaan dan perlawanan hanya dapat diketahui bila
keduanya sama-sama dilihat.
Bayangan adalah
menimbulkan kembali gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu persepsi.
Bayangan dibedakan menjadi 2, bayangan eidetic yang jelas seperti persepsi, dan
bayangan pengiring (after image) yang sama-sama jelas tapi hanya berjalan
sebentar saja. Halusinasi adalah orang seakan-akan menerima stimulus yang
sebenarnya secara objektif stimulus itu tidak ada. Bayangan satu dengan lainnya
akan saling berhubungan atau berasosias dan saling menimbulkan atau saling
mereproduksi sehingga munculah hukum asosiasi reproduksi. Persamaan dan
perlawanan benda hanya dapat diketahui jika keduanya sama-sama dilihat.
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo.
2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi
: Yogyakarta.
bimbim88.wordpress.com/category/tentang-psikologi
id.wikipedia.org/wiki/Represi_psikologis
0 komentar:
Posting Komentar